Monday, April 30, 2012

18 Sebab Jin Suka Merasuk Manusia

Wanita suka bersolek dan gemar berpakaian mendedahkan aurat sasaran utama golongan jin untuk dipikat.

Salah seorang Imam Masjid Sultan Salahuddin Abdul Aziz Shah, Shah Alam, Selangor, Ustaz Ahmad Dasuki Abd Rani berkata, dalam setiap tubuh manusia ada jin dan makhluk halus itu sentiasa berusaha mempengaruhi kita mengikut telunjuk mereka.

Pendakwah bebas lulusan Universiti Al-Azhar itu berkata, ramai manusia tidak menyedari tindak-tanduk mereka sentiasa menjadi perhatian jin.

"Jin sebenarnya suka memikat manusia, terutama wanita yang suka bersolek dan gemar berpakaian mendedah aurat,”
katanya ketika membentangkan kertas kerja berkaitan peranan jin di Masjid Kota Damansara, Petaling Jaya, baru-baru ini.

Menurut Ustaz Dasuki lagi, jin tidak akan datang mengacau seseorang itu melainkan ia sudah terpikat.

“Bila sudah berkenan, jin akan berusaha memasuki tubuh orang yang dia suka dan terus bersarang di dalamnya," tambahnya.

Lazimnya, kata beliau, jin memilih manusia yang lemah semangat dan tidak mempunyai pendinding diri untuk dipikat.

“Manusia yang sudah lupa Allah dan menjauhi Al Quran tidak lagi mempunyai pendinding diri dan sebab itu mudah dipengaruhi jin,” tambahnya.

Manurut Ustaz Dasuki lagi, jin menyusup masuk ke dalam tubuh manusia dengan berbagai cara, antaranya diminta manusia sendiri sama ada sedar atau tidak. Lebih malang lagi, katanya, manusia sendiri menggunakan khidmat jin sebagai khadamnya untuk melakukan pengkhianatan kepada orang lain.

Ustaz Dasuki menyatakan 18 sebab jin merasuk manusia, iaitu:

1. Apabila manusia meringankan solat dan tidak mentaati perintah Allah S.W.T.

2. Terdapat alat muzik atau alat melalaikan di dalam rumah.

3. Meninggikan suara dalam bilik air.

4. Menangis dan merintih sebelum tidur.

5. Membuang air panas ke dalam bilik air.

6. Melompat tinggi tanpa membaca Bismillah.

7. Memasuki tempat gelap yang ditinggalkan.

8. Perasaan terlalu takut dan terlampau gembira, seperti ketawa berlebihan.

9. Selalu bertengkar antara suami isteri.

10. Terlampau marah.

11. Mengikut hawa nafsu.

12. Terdapat gambar lukisan manusia dan anjing di dalam rumah.

13. Terdapat lambang salib pada lantai, sejadah atau langsir.

14. Menghadiri majlis yang melekakan tanpa menyebut kalimah Allah S.W.T.

15. Perempuan suka bersolek.

16. Berlaku perjanjian sihir antara jin dan tukang sihir.

17. Jin jatuh cinta pada manusia.

18. Suka membaca buku cerita hantu dan buku berunsur sihir.


Beliau juga memberikan beberapa tanda manusia dirasuk jin :

1. Sukar tidur malam, hati berdebar-debar terutama pada waktu senja atau perasaan resah tidak menentu.

2. Mimpi berulang mengenai perkara yang menakutkan seperti melihat anjing hitam, kucing, ular, manusia pelik, dibawa ke kubur atau diusung ke tempat mengerikan juga dikaitkan dengan gangguan jin.

3. "Selesema berpanjangan juga dikaitkan dengan gangguan makhluk halus selain malas berzikir dan solat," katanya.

4. Selain itu, manusia dirasuk jin merasa sakit pada sesetengah anggotanya tapi sukar dikesan oleh doktor.

5. Lain-lain tanda ialah pening berpanjangan terutama pada waktu senja, otak lemah, tidak sedar diri serta telinga berdesing atau mendengar kata-kata suruhan tertentu.

Thursday, April 26, 2012

Dare to Count??

In many people, mathematics can terrify. This list may improve the general knowledge of mathematical techniques and will accelerate the implementation of mathematical calculations in his mind.

A. Multiply by 11

We all know that when multiplied by 10 is added to the number 0, and did you know that there is a simple way to multiply two-digit number by 11? Here it is:

Take the original number and imagine a space between two characters (in this example, we use the number 52):
5_2

Now add the two numbers and write them down in the middle:
5_ (5 +2) _2

So your answer is 572.

If you add up the numbers in parentheses obtained by two-digit number, just remember the second number and add one to the first number:
9_ (9 +9) _9
(9 +1) _8_9
10_8_9
1089 - It always works.

 Quickly squaring

This technique will help to quickly build a square two-digit number that ends in 5. Multiply the first digit of itself over the one, and append at the end of 25. That's it!
252 = (2x (2 +1)) & 25
2 x 3 = 6
625

Multiply by 5

Most people are very easy to remember the multiplication table for 5, but when dealing with large numbers, it becomes harder to do, or not? This technique is incredibly simple.

Take any number, divide by 2 (in other words, divide in half). If the result is a whole number, assign 0 to the end. If not, do not pay attention to the comma at the end, add 5. It always works:
2682 x 5 = (2682/2) & 5 or 0
2682/2 = 1341 (whole number so add 0)
13,410

Let's try another example:
5887 x 5
2943.5 (a fractional number (skip the comma, add 5)
29,435

Multiply by 9

It's easy. To multiply any number from 1 to 9 of 9, look at his hands. Fold the thumb, which multiplies the number of matches (eg 9h3 - bend the third finger), count fingers to the thumb bent (in the case 9h3 - a 2), then count after the bent finger (in this case - 7). The answer - 27.

Multiply by 4

This is a very simple method, although evident only for some. The trick is that you just need to multiply by 2 and then multiply by 2 again:
58 x 4 = (58 x 2) + (58 x 2) = (116) + (116) = 232

Counting the tip

If you need to leave 15% tip, there is an easy way to do it. Calculate 10% (Divide the number 10), and then add the resulting number to its half and get an answer:
15% = $ 25 (10% from 25) + ((10% of 25) / 2)
$ 2.50 + $ 1.25 = $ 3.75

The complex multiplication

If you need to multiply large numbers, and one of them - even, you can simply rearrange them to get the answer:
32 x 125 is the same as:
16 x 250 is the same as:
8 x 500 is the same as:
4 x 1,000 = 4,000

Divide by 5

In fact, large numbers to divide by 5 is very simple. All that is needed - just multiply by 2 and move the comma: 195/5
Step 1: 195 * 2 = 390
Step 2: Transferring the comma: 39.0 or just 39.

2978/5
Step 1: 2978 * 2 = 5956
Step 2: 595.6

Subtraction from 1000

To perform a subtraction in 1000, you can use this simple rule: Subtract from 9 all the numbers except the last. And subtract the last digit of 10: 1000
-648
Step 1: subtract 6 from 9 = 3
Step 2: subtract 4 from 9 = 5
Step 3: subtract 8 from 10 = 2
A: 352

Systematic rules of multiplication

Multiply by 5: Multiply by 10 and divide by 2.
Multiply by 6: Sometimes it is easier to multiply by 3, then 2.
Multiply by 9: Multiply by 10 and subtract the original number.
Multiply by 12: Multiply by 10 and add twice the original number.
Multiply by 13: Multiply by 3 and add 10 times original number.
Multiply by 14: Multiply by 7 and then - 2.
Multiply by 15: Multiply by 10 and add 5 times the original number, as in the previous example.
Multiply by 16: If you want to multiply 4 times 2. Or multiply by 8, and then by 2.
Multiply by 17: Multiply by 7 and add 10 times original number.
Multiply by 18: Multiply by 20 and subtract twice the original number.
Multiply by 19: Multiply by 20 and subtract the original number.
Multiply by 24: Multiply by 8 and then by 3.
Multiply by 27: Multiply by 30 and subtract 3 times the original number.
Multiply by 45: Multiply by 50 and subtract 5 times the original number.
Multiply by 90: Multiply by 9, and assign 0.
Multiply by 98: Multiply by 100 and subtract twice the original number.
Multiply by 99: Multiply by 100 and subtract the original number.



How to calculate interest.

Compute 7% of the 300. It seems complicated?

Interest: First you need to understand the meaning of the word "rate» (Percent). The first part of the word - PRO (PER), a 10-point to the page listverse. PER = FOR EVERYONE. The second part - CENTS (CENT), a 100. For example, Century = 100 years. 100 cents in a dollar and so on. So PERCENT FOR EACH = HUNDREDS.

So, it turns out that 7% of the 100 would be 7. (7 for each hundred, one hundred only).
8% of 100 = 8.
35.73% of 100 = 35.73

But how can this be useful?
We return to the puzzles 7% of the 300. 7% of
first hundred is 7. 7% from the second hundred - same as 7, and 7% of the Third Squadron - the same 7. Thus, 7 + 7 + 7 = 21. If 8% of 100 = 8, then 8% of 50 = 4 (half of 8).

Crush each number, if you want to calculate the percentage of 100, if the number is less than 100, just move the comma to the left.

EXAMPLES:
8% of 200 =? 8 + 8 = 16.
8% of 250 =? 8 + 8 + 4 = 20,
8% 25 = 2.0 (left Move the comma).
15% of 300 = 15 +15 +15 = 45,
15% of 350 = 15 15 15 7.5 = 52.5

It is also useful to know that you can always change the number of places: 3% of the 100 - the same thing as 100% from 3. 35% of 8 - the same as 8% of 35.

Selamat mengira....

Wednesday, April 25, 2012

Sheikh Siti Jenar - Wali Kesepuluh..


Pada tahun 244H atau 858 M, hidup seorang sufi besar yaitu Al-Husain Ibnu Manshur al-Hallaj. dan perkembangan pemikiran Islam yang cukup dinamis terjadi di Baghdad, dari kesekian banyak sajak-sajaknya tentang kecintaan kepada Allah salah satu yang sajak Al-Hallaj yang kemudian menjadi kontroversi yang pada akhirnya beliau di jatuhi hukuman mati dan dicincang tubuhnya oleh tentara kerajaan Baghdad.

Ucapan yang sangat terkenal dan sering kali dia ucapkan adalah " Ana al-Haq " dan sajaknya :
Aku adalah Engkau, tanpa ragu
Mahasuci Dikau,mahasuci daku
Tauhid-Mu adalah tauhidku
Memaksiati-Mu adalah memaksiati ku
Membuat marah-Mu adalah membuat marah ku
Dan Ampunan-Mu adalah ampunanku

Menurut sesetengah sejarahwan sajak itu adalah bentuk kecintaannya yang hakiki kepada sang Pencipta, ia itu Allah SWT. Dan diantara rangkain sajak nya yang lain :
Kukagumi diri-Mu dan Diriku
Wahai harapan yang selalu berharap
kaudekatkan daku dari-MU
sampai kukira Engkaulah daku
dan kuhilang dalam temu
sampai kau fanakan aku dari diriku.

Adalah satu fahaman kefanaan yang dirasakan oleh para sufi seperti rasa cinta yang Rabiatul Adawiyah sering lafazkan didalam solat beliau. Tetapi dari beberapa sajak dan ungkapan beliau itulah yang kemudian disalah tafsirkan sebagai bentuk penyimpangan syariat karena al-Hallaj menganggap dirinya adalah Allah.


Peristiwa yang sama juga berlaku di tanah Jawa dengan perwatakan  Syekh Siti Jenar. Sheikh Siti Jenar (juga dikenal dalam banyak nama lain, antara lain Sitibrit, Lemahbang, dan Lemah Abang) adalah seorang tokoh yang dianggap sebagai sufi dan salah seorang penyebar agama Islam di Pulau Jawa. Tidak ada yang mengetahui secara pasti asal-usulnya. Terdapat banyak variasi cerita mengenai asal-usul Sheikh Siti Jenar. Namun begitu ingin saya maklumkan bahawa sekiranya ajarannya dapat diperhalusi dan diterima oleh walisongo maka kita takkan mendengar perkata walisongo hari ini kerana beliau akan menjadi wali yang kesepuluhnya.

Sebahagian umat Islam menganggapnya sesat kerana ajarannya yang terkenal, iaitu Manunggaling Kawula Gusti. Akan tetapi, sebahagian yang lain menganggap bahwa Sheikh Siti Jenar adalah seorang intelektual yang telah memperoleh esensi Islam itu sendiri. Ajaran-ajarannya terserlah dalam karya sastranya yang disebut pupuh. Ajaran yang sangat mulia dari Sheikh Siti Jenar adalah budi pekerti.

Sheikh Siti Jenar mengembangkan ajaran cara hidup sufi yang dinilai bertentangan dengan ajaran Walisongo. Pertentangan praktik sufi Sheikh Siti Jenar dengan Walisongo terletak pada penekanan aspek formal ketentuan syariah yang dilakukan oleh Walisongo.

Konsep dan ajaran

Ajaran Sheikh Siti Jenar yang paling kontroversi berkait dengan konsepnya tentang hidup dan mati, Tuhan dan kebebasan, serta tempat berlakunya syariat tersebut. Sheikh Siti Jenar memandang bahwa kehidupan manusia di dunia ini disebut sebagai kematian. Sebaliknya, apa yang disebut umum sebagai kematian, justeru disebut sebagai awal dari kehidupan yang hakiki dan abadi olehnya.

Sebagai konsekuensinya, kehidupan manusia di dunia ini tidak dapat dikenai hukum yang bersifat keduniawian, misalnya hukum negara, tetapi tidak termasuk hukum syariat peribadatan sebagaimana yang ditentukan oleh syariah. Menurut ulama pada masa itu yang memahami inti ajaran Sheikh Siti Jenar, manusia di dunia ini tidak harus memenuhi rukun Islam yang lima, iaitu syahadat, solat, puasa, zakat, dan haji. Baginya, syariah baru akan berlaku setelah manusia menjalani kehidupan pasca kematian. Sheikh Siti Jenar juga berpendapat bahwa Allah itu ada dalam dirinya, iaitu di dalam budi. Pemahaman inilah yang dipropagandakan oleh para ulama pada masa itu, mirip dengan konsep Al-Hallaj (tokoh sufi Islam yang dihukum mati pada awal sejarah perkembangan Islam, kira-kira pada abad ke-9 Masehi) tentang hulul yang berkaitan dengan kesamaan sifat Tuhan dan manusia.

Dimana seharusnya pemahaman ketauhidan merangkumi empat tahap, iaitu:
  • Syariat, dengan menjalankan hukum-hukum agama seperti solat, zakat, dan lain-lain,
  • Tarekat, dengan melakukan amalan-amalan seperti wirid, zikir dalam waktu dan hitungan tertentu,
  • Hakikat, di mana hakikat dari manusia dan kesejatian hidup akan ditemukan, dan
  • Makrifat, kecintaan kepada Allah dengan makna seluas-luasnya.
Bukan bererti bahawa setelah memasuki tahapan-tahapan tersebut, maka tahapan di bawahnya ditiadakan. Pemahaman inilah yang kurang dimengerti oleh para ulama pada masa itu tentang ilmu tasawuf yang disampaikan oleh Sheikh Siti Jenar. Ilmu yang baru difahami ratusan tahun setelah wafatnya Sheikh Siti Jenar. Para ulama khuatir adanya salah fahaman dalam menerima ajaran yang disampaikan oleh Sheikh Siti Jenar kepada masyarakat awam di mana pada masa itu ajaran Islam yang harus disampaikan seharusnya masih pada tingkatan syariat, sedangkan ajaran Sheikh Siti Jenar telah jauh memasuki tahap hakekat, bahkan makrifat kepada Allah. Oleh kerana itu, ajaran yang disampaikan oleh Sheikh Siti Jenar hanya dapat dibendung dengan label sesat.

Semasa hayatnya Sheikh Siti Jenar merasa malu apabila harus memperdebatkan masalah agama. Alasannya sederhana, iaitu dalam agama apa pun, setiap pemeluknya sebenarnya menyembah zat Yang Maha Kuasa, hanya saja masing-masing menyembah dengan menyebut nama yang berbeza dan menjalankan ajaran dengan cara yang belum tentu sama. Oleh kerana itu, masing-masing pemeluk agama tidak perlu saling berdebat untuk mendapat pengakuan bahwa agama yang dianutnya adalah yang paling benar.

Sheikh Siti Jenar juga mengajarkan agar seseorang dapat lebih mengutamakan prinsip ikhlas dalam menjalankan ibadah. Orang yang beribadah dengan mengharapkan syurga atau pahala bererti belum bisa disebut ikhlas.

Manunggaling Kawula Gusti

Dalam ajarannya ini, penyokongnya berpendapat bahwa Sheikh Siti Jenar tidak pernah menyebut dirinya sebagai Tuhan. Manunggaling Kawula Gusti diertikan bukan bercampurnya Tuhan dengan makhluk-Nya, melainkan bahwa Sang Pencipta adalah tempat kembali semua makhluk dan dengan kembali kepada Tuhannya, manusia telah bersatu dengan Tuhannya.
Dalam ajarannya pula, Manunggaling Kawula Gusti bermakna bahwa di dalam diri manusia terdapat roh yang berasal dari roh Tuhan sesuai dengan ayat Al-Quran yang menerangkan tentang penciptaan manusia:

Ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh-Ku, maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya." Surah. Shaad: 71-72

Dengan demikian ruh manusia (bermakna ruh milik Allah) menyembah penciptanya dihadapannya yang dalam erti kata lain bertemu (bersatu). Perbezaan penafsiran ayat Al-Quran dari para murid Sheikh Siti inilah yang menimbulkan polemik bahwa di dalam tubuh manusia bersemayam ruh Tuhan, iaitu polemik fahaman Manunggaling Kawula Gusti.

Pengertian Zadhab

Dalam kondisi manusia moden seperti saat ini, sering ditemui manusia yang mengalami zadhab atau kegilaan atau mabuk cinta yang berlebihan terhadap Allah. Mereka belajar tentang bagaimana Allah bekerja sehingga ketika keinginannya sudah lebur terhadap kehendak Allah, maka yang ada dalam fikirannya hanyalah Allah. Di sekelilingnya tidak nampak yang lain, kecuali hanya Allah yang berkehendak.

Setiap kejadian adalah kehendak Allah terhadap hambanya. Dan inilah yang dibimbangkan kerana apabila tidak ada guru yang mursyid yang berpedoman pada Al Quran dan Hadis maka hamba ini akan keluar dari semua aturan yang telah ditetapkan Allah untuk manusia. Kerana hamba ini akan mudah terpengaruh dengan syaitan. Semakin tinggi tingkat keimanannya maka semakin tinggi juga syaitan menyesatkannya.

Hamamayu Hayuning Bawana

Prinsip ini bererti memakmurkan bumi. Ini mirip dengan kehendak Islam, iaitu rahmatan lil 'alamin. Seseorang dianggap muslim salah satunya apabila dia mendatangkan manfaat kepada masyarakat, bukannya menciptakan kerosakan di muka bumi.

Kontroversi

Kontroversi yang lebih hebat muncul mengenai hal-ehwal kematian Sheikh Siti Jenar. Ajarannya yang amat kontroversi itu telah mendatangkan kegelisahan kepada Kesultanan Demak. Di sisi kekuasaan, Kesultanan Demak khuatir ajaran ini akan berakhir dengan pemberontakan kerana salah satu murid Sheikh Siti Jenar, Ki Ageng Pengging atau Ki Kebokenanga adalah keturunan pembesar Majapahit sama seperti Raden Patah dan mengakibatkan konflik di antara keduanya.

Dari sisi agama Islam, Walisongo yang menjadi tunjang kekuasaan Kesultanan Demak khuatir ajaran ini akan terus berkembang sehingga menyebarkan kesesatan di kalangan umat Islam. Kegelisahan ini membuat mereka merencanakan suatu tindakan bagi Sheikh Siti Jenar untuk segera datang menghadap kehadapan Kesultanan Demak.

Pengiriman utusan Sheikh Dumbo dan Pangeran Bayat ternyata tidak cukup untuk membuat Siti Jenar memenuhi panggilan untuk datang menghadap Kesultanan Demak hingga konon akhirnya para Walisongo sendirilah yang datang ke Desa Krendhasawa di mana perguruan Sheikh Siti Jenar berada.

Para wali dan pihak kerajaan sepakat untuk menjatuhkan hukuman mati bagi Sheikh Siti Jenar dengan tuduhan telah membangkang kepada raja. Maka berangkatlah lima wali yang diusulkan oleh Sheikh Maulana Maghribi ke Desa Krendhasawa. Kelima wali itu adalah Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Pangeran Modang, Sunan Kudus, dan Sunan Geseng.

Sesampainya di sana terjadi perdebatan dan adu ilmu antara kelima wali tersebut dengan Sheikh Siti Jenar. Menurut Sheikh Siti Jenar, kelima wali tersebut tidak perlu bersusah payah membunuhnya kerana beliau boleh meminum tirta marta (air kehidupan) sendiri. Ia dapat menuju kehidupan yang hakiki jika memang ajalnya serta qadak dan qadarnya begitu.

Tidak lama kemudian, terbujurlah jenazah Sheikh Siti Jenar di hadapan kelima wali. Ketika hal ini diketahui oleh murid-muridnya, serentak keempat muridnya yang pandai iaitu Ki Bisono, Ki Donoboyo, Ki Chantulo dan Ki Pringgoboyo ikut mengakhiri kematiannya dengan cara yang misterius seperti yang dilakukan oleh gurunya di hadapan para wali.

Makam Sheikh Siti Jenar di Demak


Kisah Sebelum kematian

Terdapat kisah yang menyebutkan bahwa ketika jenazah Sheikh Siti Jenar disemayamkan di Masjid Demak menjelang solat Isya semerbak bunga dan cahaya memancar dari jenazahnya. Jenazah Sheikh Siti Jenar sendiri selanjutnya dimakamkan di bawah Masjid Demak oleh para wali. Pendapat lain mengatakan ia dimakamkan di Masjid Mantingan, Jepara, dengan nama lain.

Setelah tersiar berita kematian Sheikh Siti Jenar banyak muridnya yang mengikuti jejak gurunya untuk menuju kehidupan yang hakiki. Antara lain Kiai Lonthang dari Semarang, Ki Kebo Kenanga dan Ki Ageng Tingkir.

Kontroversi yang lain adalah bahawa kemungkinan besar Sheikh Siti Jenar adalah salah satu tokoh Islam yang dengan segala kebijaksanaannya telah dapat mengadaptasi Islam dengan pegangan ajaran Hindu dan Budha yang menjadi pegangan bangsa Indonesia sehingga dapat dilihat dengan jelas bagaimana nilai daripada kehidupan dan kesejatian manusia dengan penciptanya yang ada dalam Bhagawad Gita berpadu dengan nilai yang diajarkan Al-Quran.

Hal ini tidak mustahil kerana dengan tingkatan kerohanian dan kebijaksanaan yang dimiliki oleh Sheikh Siti Jenar beliau mampu melakukan penghormatan kepada adat dan budaya masyarakat dan melestarikan nilai kebenaran yang diwariskan, menyerap agama baru dan melakukan penyesuaian nilai agar dapat diterima oleh seluruh bangsa sehingga menjadi berkah masyarakat keseluruhannya

Kalau para wali songo dengan pola gerakan yang lebih kepada keduniawian berusaha mengadopsi konsep Dewata Nawa Sanga agama Hindu yang mereka personifikasikan ke dalam Wali Songo untuk mengubah pandangan masyarakat Hindu dan membelokkan kepada Islam pun dalam penggunaan wayang kulit  seperti Mahabharata / Brathayudha dan Ramayana untuk membantu penyebaran agama Islam dengan melakukan sisipan sisipan ke dalamnya.

Namun Sheikh Siti Jenar mengadaptasi nilai yang terkandung yang memang sudah ada di masyarakat Hindu dan Budha pada zaman keemasan nusantara sehingga nilai kombinasi yang diperkenalkannya kepada masyarakat terbukti sangat sesuai hingga saat ini. Terbukti bahawa daerah seperti Jogjakarta adalah salah satu daerah dengan kewujudan budaya yang sangat tinggi dan pranata sosial yang sangat beradab sebagai hasil penerapan konsep Hindu Budha dari manusia terdahulu dengan nilai Islam sebagai budaya serapan baru.