Thursday, January 26, 2012

Pasar Setan di Merbabu - Mistika 14



Makhluk halus pun nampaknya perlu berinteransaksi antara sesamanya. Buktinya ada Pasar Setan yang selalu dipenuhi ramai penghuninya tiap malam di puncak Merbabu. Hanya kepulan asap yg kelihatan? Tim Misteri membuktikannya sendiri.

Pasar Setan! Sepertinya perkataan ini sangat naif didengar telinga kita. Tapi fenomena ini sudah lama beredar di lingkungan masyarakat yang tinggal di lereng Merbabu, salah satu gunung yang sangat dikeramatkan di Tanah Jawa. Konon di puncak, atau barangkali juga di salah satu bahagian gunung ini terdapat apa yang dinamakan Pasar Setan. Benarkah begitu? Ini cukup membuat penasaran. Selain Merbabu, ada banyak gunung mistik lainnya di Indonesia.

Bersama Tim Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam) dari salah satu pusat pengajian swasta di Jakarta Barat, Tim Misteri berkesempatan mencuba memastikan tentang keberadaan Pasar Setan Puncak Merbabu itu.

29 Mac 2001 rombongan Mapala berangkat. Tim tersebut berjumlah 9 orang, sudah termasuk Tim Misteri. Mereka adalah: Rudi, Irwan, Jimmy, Edwin, Rahmad, Thomas, Amin Ridwan, Sutrisno. Mereka tergabung dari berbagai Fakulti.

30 Mac, saat matahari terbit di langit ufuk Timur kami telah sampai di Kaki gunung Merbabu. Alhamdulilah perjalanan berlangsung sangat tancar tanpa aral melintang. Sebagai langkah pertama, kami mulai berinteraksi dengan penduduk di sekitar kaki Gunung Merbabu, yang sebahagian besar masih berbahasa Jawa totok. Maksud tujuan kami bersembang yang terutama adalah untuk mengetahui informasi selok-belok tentang kepercayaan adanya Pasar Setan di puncak Merbabu sana. Tak banyak hal yang berhasil kami dpt berkaitan fenomena tersebut. Yang pasti, selesai memperoleh berbagai informasi tentang segalanya di Merbabu, kami membuat rencana pendakian.

Sambil menyusun rencana pendakian, untak melepas lelah kami istirehat satu hari satu malam. Baru pada paginya, tepat jam 8 kami mulai mendaki. Kondisi Tim saat mendaki tak jauh bezanya dengan TNI ketika latihan perang.

Ketika kami sampai di sebuah tempat yang menurut warga setempat disebut Ketong Songo, kami menemui kejadian yang ganjil. Kenyataan ini membuat kami sangat penasaran. Ketika berada di kawasan ini, kami bertemu dengan jasad lelaki yang telah meninggal. Posisi mayat tersebut dalam keadaan qiam. Anehnya, tubuh lelaki ini sama sekali tidak menebarkan bau busuk. Hanya pakaiannya yang nampak lusuh dengan tubuh nampak kering kerontang. Benarkah apa yang telah kami lihat? Ini benar dari pandangan mata nyata adanya. Semua anggota tim melihatnya.

Mungkin, keadaan tubuh lelaki separuh baya itu telah sedingin ais. Tim Misteri mencuba mengambil gambar jasad tersebut dengan kamera. Hampir saja jantung ini gugur. Betapa tidak, ketika Tim Misteri menekan tombol kamera, tiba-tiba jasad tadi lenyap begitu saja, entah kemana.
Kejadian aneh ini disaksikan oleh seluruh anggota tim. Melihat kenyataan ini, beberapa anggota tim tak dapat menutupi perasaan takut. Mereka mengusulkan agar pendakian dibatalkan.

Setelah musyawarah, keputusan yang diambil pendakian akan tetap diteruskan. Kami berpegang pada prinsip awal, bahawa kedatangan kami ke Merbabu bukan dengan tujuan tidak baik, apalagi ingin berbuat onar. Dan yang pasti, kami sepakat untuk selalu mengingat pesan yang dikhabarkan oleh salah seorang warga tua yang kami temui di lereng kemarin, bahawa sepatah katapun kami tidak boleh berkata sesuatu yang memperlekehkan kawasan tersebut. Juga diingatkan agar bila bertemu atau menjumpai apapun kami diminta diam, tak perlu banyak komen apalagi menduga yang tidak-tidak.



Bismillah! Akhirnya, kami melanjutkan pendakian. Beberapa jam kemudian kami sampai di Tanjakan Setan. Di tempat ini lebih mencekam lagi, mana kala kami beristirehat dan merebahkan tubuh kami di bawah khemah. Keputusan beristirehat ini kami ambil kerana hari telah memasuki senja.

Malam hari, satu kejadian aneh kembali berlaku. Pada waktu tengah malam. Rudi yang terjaga dari tidur mengaku melihat ada 5 jasad perempuan yang seperti menempel di atas berbukit hamper dengan kawasan perkemahan kami.

Rudi yang terkenal sangat pemberani pelan-pelan membangunkan anggota tim yang lain, termasuk Tim Misteri. Namun apa yang terjadi, manakala kami semua telah bangun, ke lima jasad yang tertempel itu pun lenyap. Tapi, Tim Misteri sendiri sempat melihatnya. Kelima jasad perempuan itu sepertinya telah lama mati. Tubuh mereka kurus kering dengan pakaian compang-camping. Entah siapa mereka, Tim Misteri tak berani membuat telahan.

Pagi harinya, dari Tanjakan Setan Tim Misteri mencoba membidikkan kamera untuk merakam alam sekitar Merbabu. Setelah itu kami pun mulai melanjutkan perjalanan menuju Pasar Setan. Di tengah-tengah perjalanan, Thomas yang telah diperingatkan agar tidak memakai baju merah, rupanya nekad memakai baju larangan tersebut. Akhirnya, Thomas kesasar ketika hendak membuang air kecil di dekat salah satu pohon. Dia tersasar sekitar 250 meter. la baru datang hampir sejam lamanya setelah kami dulu sampai di Pasar Setan.

Pasar Setan! Sebenamya tidak ada yang istimewa dengan tempat yang dikatakan menyeramkan ini, terutama pada saat siang hari. Secara mata kasarnya semuanya biasa-biasa saja. Hanya bentangan perbukitan dengan pohon-pohon besar dan kecil, juga semak-belukar yang merimbun.


Namun, ketika malam hari tiba, semuanya berubah. Perubahan tersebut terjadi pada suhu udara yang mendadak sangat dingin, begitupun keadaan di khemah-khemah kami yang tak jauh dari titik lokasi. Sekitar 300 meter. Dan, malam Itu, sepertinya kami mendengar adanya keramaian.

Kami berpecah kepada kumpulan bagi memastikan arah keramaian tersebut. Teryata setelah kami lihat dari atas, terlihat di bawah kami nampak suasana sebuah pasar, tepatnya berada di Tanjakan Setan yang telah kami lalui senja tadi. Astagfirullah! Bagaimana kenyataan ini terjadi dalam kebenaran yang sesungguhnya?
Kami hanya mampu diam seribu bahasa. Kami berkeinginan memberanikan diri memasuki Pasar Setan itu. Tapi, untuk menuju ke sana pada malam hari jelas tidak mungkin. Di samping medannya yang cukup berat, juga kemungkinan adanya risiko ghaib. Akhirnya, kami hanya mampu memandang Pasar Setan dari kejauhan.

Sekitar 20 minit kami kembali ke khemah. Anggota tim yang sejak tadi berada di khemah ingin tahu juga tentang kewujudan pasar tersebut. Setelah beberapa jam kemudian anggota tim kedua ini kembali ke khemah, mereka menyatakan bahawa pasar itu masih ada. Suara keramaian pasar tersebut tidak kedengaran lagi manakala tim Mapala menyalakan unggun api.

Pagi harinya, kerana penasaran dengan keadaan semalam, kami turun dan mendatangi lokasi Pasar Setan tersebut. Sesampai di tempat tersebut, kami tidak menemukan apapun. Jangankan bekas sampah dari berbagai jenis makanan yang mereka jual, dan kedainya pun tidak ada, apa lagi warung bakso. Padahal, semalam kami melihat pasar tersebut sangat lengkap. Ada yang jualan ais, penjual bakso, penjual soto, penjual sayur-sayuran, penjual buah-buahan dsb.

Menurut keterangan warga setempat kewujudan Pasar Setan tersebut memang ada. Dan ini sudah tidak asing lagi. Bagi warga yang menetap di lerang Merbabu

Sementara itu, mengenai lima jasad wanita yang menempel di perbukitan dan seseorang yang mati dalam posisi berqiam tersebut, beberapa warga setempat menyatakan bahawa sebenarnya di Pasar Setan tersebut, sering menelan korban. Namun kejadian tersebut sengaja dirahsiakan oleh warga setempat. Kerana bila mereka membocorkan rahsia tersebut, pasti akan menerima musibah. Entah sakit, entah meninggal. Makanya, mereka lebih menyayangi nyawa mereka dari pada membocorkan rahsia.

Konon, kebanyakan korban menimpa pada orang yang bermaksud mencari kekayaan dengan cara ghaib atau orang yang tidak mendapat izin ketika hendak memasuki Pasar Setan. Makanya, penduduk setempat selalu mengingatkan para pendatang, pendaki, atau pencari kekayaan dengan cara ghaib, agar sebelum memasuki lokasi Merbabu harus memberi salam terlebih dahulu kepada penjaga dan penghuninya.


Bagi yang belum pemah mendaki Merbabu, mungkin sukar percaya dengan adanya Pasar Setan tersebut. Tapi jika ingin bukti, silakan saja mendaki Merbabu.

No comments: